Sabtu, 20 September 2014

Cerpen

CINTA DATANG TERLAMBAT



Namaku Dera Syahilla,teman-teman memanggilku Dera. Aku baru saja menduduki bangku kelas 3 SMP. Sekolahku ada di bilangan Pondok Kopi,Jakarta Timur.
Seperti remaja pada umumnya aku sudah mempunyai kekasih, dia bernama Reno Saputra. Aku dan Reno sudah menjalin hubungan kurang lebih 2 bulan. Aku sangat mencintainya dan begitupun sebaliknya.
          Aku berada dikelas 9A yang sering disebut-sebut kelas ter-favorite. Teman sebangku ku bernama Sandra dan yang duduk didepanku seorang laki-laki yang bernama Ferdi. Aku dan Ferdi sangat akrab, ditambah aku dan Ferdi tergabung dalam sebuah organisasi disekolah yang dikenal dengan sebutan OSIS. Bisa dibayangkan kan aku sangat sering bersama denganya, bahkan pulang sekolah pun kami sering bersama. Ferdi mempunyai sifat yang humoris itulah yang membuat kita seakrab ini.
 Aku juga sering curhat kepadanya tentang masalah percintaanku dengan Reno. Dia pendengar dan penasihat yang baik menurutku. Tetapi setiap kali aku sedang ada masalah dengan Reno, Ferdi selalu berkata, “Ngapain sih kamu Der, pacar-pacaran segala, mending kayak aku jomblo, lagian juga nanti akhirnya bakalan putus juga”. Kata-kata Ferdi memang ada benarnya juga tapi mau dikatakan apa lagi aku sangat mencintai Reno.
          Bulan semakin cepat berlalu aku sudah berpacaran dengan Reno hampir 10 bulan. Sikap Reno akhir-akhir ini berubah, dia semakin cuek dan jarang sekali memberi kabar padaku. Aku sudah mulai ada firasat buruk kepadanya. Tapi aku tidak mau berburuk sangka terlalu berlebihan padanya, aku juga masih mempercayainya walaupun sepertinya ada yang dia sembunyikan dariku.
          Hari ini hari minggu, aku pergi belajar bersama temanku,Sella. Sella adalah teman sekelas Reno Meskipun aku dan Sella bukan teman sekelas, tapi kita saling membantu dalam pelajaran. Saat kami sudah lelah belajar kami beristirahat sejenak. Dan disaat keadaan lagi sunyi, Sella tiba-tiba berbicara padaku.
Sella : “Dera sebenernya ada yang aku ingin bicarakan padamu”
Dera : “Apa itu Sell?, katakan saja”
Sella : “Tapi aku tidak enak dengan perasaanmu, takut kamu marah”
Dera : “Tidak apa-apa kok, katakan saja Sell”
Sella : (mengatakan dengan ragu)“Kemarin aku melihat Reno pergi dengan ppe..pper….
perempuan lain”
Dera : “APAA!!? Aku harus menanyakan hal ini kepada Reno”
          Senin pagi disekolah, aku langsung menghampiri kelas Reno. Aku membawa amarah yang dicampuri beribu pertanyaan semua bercampuran di benakku.
Dera :”Ren apa benar kamu pergi dengan perempuan lain,dan kalian ingin pergi
 bersama?”
Reno :”ii..ii..yyaa bener Der”
Dera :” Maksud kamu apasih Ren!!!”
Reno :”Maaf Dera aku kayaknya udh ga cinta lagi sama kamu, mendingan kita sudahi 
sampai disini saja ya”
Dera:”ohh jadi gitu! Oke kalau itu mau kamu, jangan pernah ganggu aku!”
          Aku pun langsung berlari dan menangis didalam kelas yang kebetulan tidak ada orang disana. Tiba-tiba aku mendengar suara langkahan kaki, ternyata Ferdi. Dia langsung bertanya kepadaku apa sebab aku menangis. Ku ceritakan semuanya dan dia hanya bisa meminjamkan bahunya untuk aku sandarkan dan berkata “sudah Dera, jangan kamu tangisi semua ini, mendingan kita fokus untuk UN saja, waktunya sudah tinggal beberapa bulan lagi”
          Semua nasihat Ferdi itu benar terjadi, sejak hari itu aku mengikuti nasihat Ferdi bahwa aku akan fokus ke UN dan berusaha mendapat SMA yang aku impikan. Hari-hari terus berjalan tanpa disadari aku sudah lulus dengan nem yang memuaskan, aku juga masuk SMA impianku. Tapi ada satu hal yang ku sayangkan, Ferdi harus bersekolah di Aceh yang letaknya sangat jauh dengan Jakarta. Dia harus menemani neneknya yang sendiri karena belum lama kakeknya meninggal dunia.
Aku sangat sedih sekali mendengar berita bahwa Ferdi sudah di Aceh dan akan bersekolah disana. Dia tidak sempat berpamitan kepadaku untuk pertemuan yang terakhir kalinya. Tapi ia sudah menulis surat untukku dan ia titipkan ke ibunya.
Aku baca surat yang beramplopkan merah muda, aku baca kalimat demi kalimat.          Oh Tuhan! Aku baru menyadari bahwa Ferdi sesungguhnya mencintaiku. Dan aku pun kini menyadari perasaan yang ada didalam hati kecilku ini. Perasaan yang tak pernah kusadari sebelumnya bahwa buih-buih cinta diantara aku dan Ferdi tumbuh tanpa aku sadari. Bodohnya aku karna aku tidak bisa merasakan hal itu. Hanya ada satu pintaku kepada Tuhan agar disuatu saat nanti aku akan dipertemukan kembali dengannya. Tapi hanya ada satu hal yang ku sesali,

Mengapa cinta datang terlambat……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar