CINTA DATANG TERLAMBAT
Namaku Dera Syahilla,teman-teman
memanggilku Dera. Aku baru saja menduduki bangku kelas 3 SMP. Sekolahku ada di
bilangan Pondok Kopi,Jakarta Timur.
Seperti remaja pada umumnya aku sudah mempunyai kekasih, dia
bernama Reno Saputra. Aku dan Reno sudah menjalin hubungan kurang lebih 2 bulan.
Aku sangat mencintainya dan begitupun sebaliknya.
Aku berada
dikelas 9A yang sering disebut-sebut kelas ter-favorite. Teman sebangku ku bernama Sandra dan yang duduk didepanku
seorang laki-laki yang bernama Ferdi. Aku dan Ferdi sangat akrab, ditambah aku
dan Ferdi tergabung dalam sebuah organisasi disekolah yang dikenal dengan
sebutan OSIS. Bisa dibayangkan kan aku sangat sering bersama denganya, bahkan
pulang sekolah pun kami sering bersama. Ferdi mempunyai sifat yang humoris
itulah yang membuat kita seakrab ini.
Aku juga sering curhat kepadanya tentang
masalah percintaanku dengan Reno. Dia pendengar dan penasihat yang baik
menurutku. Tetapi setiap kali aku sedang ada masalah dengan Reno, Ferdi selalu
berkata, “Ngapain sih kamu Der, pacar-pacaran segala, mending kayak aku jomblo,
lagian juga nanti akhirnya bakalan putus juga”. Kata-kata Ferdi memang ada
benarnya juga tapi mau dikatakan apa lagi aku sangat mencintai Reno.
Bulan semakin
cepat berlalu aku sudah berpacaran dengan Reno hampir 10 bulan. Sikap Reno
akhir-akhir ini berubah, dia semakin cuek dan jarang sekali memberi kabar
padaku. Aku sudah mulai ada firasat buruk kepadanya. Tapi aku tidak mau
berburuk sangka terlalu berlebihan padanya, aku juga masih mempercayainya
walaupun sepertinya ada yang dia sembunyikan dariku.
Hari ini hari
minggu, aku pergi belajar bersama temanku,Sella. Sella adalah teman sekelas
Reno Meskipun aku dan Sella bukan teman sekelas, tapi kita saling membantu
dalam pelajaran. Saat kami sudah lelah belajar kami beristirahat sejenak. Dan
disaat keadaan lagi sunyi, Sella tiba-tiba berbicara padaku.
Sella : “Dera sebenernya ada yang aku ingin bicarakan padamu”
Dera : “Apa itu Sell?, katakan saja”
Sella : “Tapi aku tidak enak dengan perasaanmu, takut kamu
marah”
Dera : “Tidak apa-apa kok, katakan saja Sell”
Sella : (mengatakan
dengan ragu)“Kemarin aku melihat Reno pergi dengan ppe..pper….
perempuan lain”
Dera : “APAA!!? Aku harus menanyakan hal ini kepada Reno”
Senin pagi
disekolah, aku langsung menghampiri kelas Reno. Aku membawa amarah yang
dicampuri beribu pertanyaan semua bercampuran di benakku.
Dera :”Ren apa benar kamu pergi dengan perempuan lain,dan
kalian ingin pergi
bersama?”
Reno :”ii..ii..yyaa bener Der”
Dera :” Maksud kamu apasih Ren!!!”
Reno :”Maaf Dera aku kayaknya udh ga cinta lagi sama kamu,
mendingan kita sudahi
sampai disini saja ya”
Dera:”ohh jadi gitu! Oke kalau itu mau kamu, jangan pernah
ganggu aku!”
Aku pun
langsung berlari dan menangis didalam kelas yang kebetulan tidak ada orang
disana. Tiba-tiba aku mendengar suara langkahan kaki, ternyata Ferdi. Dia
langsung bertanya kepadaku apa sebab aku menangis. Ku ceritakan semuanya dan
dia hanya bisa meminjamkan bahunya untuk aku sandarkan dan berkata “sudah Dera,
jangan kamu tangisi semua ini, mendingan kita fokus untuk UN saja, waktunya
sudah tinggal beberapa bulan lagi”
Semua nasihat
Ferdi itu benar terjadi, sejak hari itu aku mengikuti nasihat Ferdi bahwa aku
akan fokus ke UN dan berusaha mendapat SMA yang aku impikan. Hari-hari terus
berjalan tanpa disadari aku sudah lulus dengan nem yang memuaskan, aku juga
masuk SMA impianku. Tapi ada satu hal yang ku sayangkan, Ferdi harus bersekolah
di Aceh yang letaknya sangat jauh dengan Jakarta. Dia harus menemani neneknya
yang sendiri karena belum lama kakeknya meninggal dunia.
Aku sangat sedih sekali
mendengar berita bahwa Ferdi sudah di Aceh dan akan bersekolah disana. Dia
tidak sempat berpamitan kepadaku untuk pertemuan yang terakhir kalinya. Tapi ia
sudah menulis surat untukku dan ia titipkan ke ibunya.
Aku baca surat yang beramplopkan
merah muda, aku baca kalimat demi kalimat. Oh Tuhan! Aku baru menyadari bahwa
Ferdi sesungguhnya mencintaiku. Dan aku pun kini menyadari perasaan yang ada
didalam hati kecilku ini. Perasaan yang tak pernah kusadari sebelumnya bahwa
buih-buih cinta diantara aku dan Ferdi tumbuh tanpa aku sadari. Bodohnya aku
karna aku tidak bisa merasakan hal itu. Hanya ada satu pintaku kepada Tuhan
agar disuatu saat nanti aku akan dipertemukan kembali dengannya. Tapi hanya ada
satu hal yang ku sesali,
Mengapa cinta datang terlambat……